Jumat, 11 Desember 2020

Dari Insecure Menjadi Syukur


Sumber gambar: bantentribun.id
Menarik sekali ketika mengikuti kajian Islami online yang digelar anak-anak muda yang tergabung dalam Rohis Polinema yang mengangkat tema insecure. Sebuah kata yang akhir-akhir ini sering terdengar dilontarkan para kaum muda termasuk anak perempuanku yang beranjak remaja, jadi tergelitik untuk lebih tahu tentang insecure.  Yuk simak pembahasannya!

Pengertian Insecure

Insecure merupakan hal yang wajar dan bisa dirasakan seseorang saat melakukan sesuatu, tetapi akan menjadi tidak wajar dan bisa menimbulkan masalah manakala seseorang memiliki rasa insecure yang berlebihan dan berlarut-larut.

Dalam psikologi insecure diartikan sebagai suatu emosi yang dirasakan seseorang ketika merasa menjadi inferior dari orang lain. Istilah ini mengambarkan perasaan tidak aman/nyaman seseorang karena membuat seseorang merasa tidak mempunyai mutu yang layak dibandingkan dengan orang lain.

Seseorang akan merasa insecure disaat merasa mempunyai kekurangan yang mendorong munculnya perasaan tidak mampu melakukan sesuatu, merasa malu, bahkan merasa bersalah.

Ketika insecure ini menguasai diri seseorang dan mengendalikannya maka hal ini akan semakin memicu rasa tidak percaya dirinya. Akibatnya bisa membuat orang yang merasakan hal ini menjadi lebih suka mengurung diri dan tidak ingin bersosialisasi, atau lebih parah lagi menjadi takut untuk berinteraksi dengan orang lain.

Penyebab Insecure

Menilai diri sendiri terlalu rendah dari orang lain dan tidak percaya diri menjadi penyebab seseorang merasa insecure.

Setidaknya ada 2 faktor utama yang bisa membuat seseorang merasa insecure, yaitu faktor yang bersifat:
  • Fisik/materi
Seseorang bisa merasa insecure karena penampilan fisik seperti warna kulit, tinggi dan berat badan, bentuk dan paras wajah, atau karena materi misalnya pakaian, berbagai aksesories, jenis kendaraan yang dimiliki, rumah dan sebagainya. Ketika dalam keadaan demikian aura yang dipancarkan adalah kecanggungan saat berada ditengah-tengah orang yang dianggap lebih dari dirinya.

Perasaan ini jika dibiarkan berlarut-larut akan menimbulkan rasa malu yang berlebihan, kemudian menumbuhkan rasa rendah diri selanjutnya merasa tidak percaya diri. Yang pada akhirnya akan mendorong seseorang untuk menarik diri dari lingkungan sosialnya dan lebih suka mengurung diri. Padahal sebagai mahluk sosial, kita tidak mungkin menghilangkan kodrat kita untuk berinteraksi dengan orang lain, karena interaksi merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia.

  • Non Fisik
Dalam hal ini seseorang merasa inferior secara mental karena hal-hal yang tidak bersifat fisik, misalnya karena tidak punya titel, merasa tingkat religiusnya rendah, merasa kemampuan akademiknya sangat rendah, merasa tidak mempunyai keahlian yang sebanding, tidak berprestasi dan sebagainya.

Ketika seseorang cenderung merasa minder, secara mental dia merasa takut akan penolakan. Rasa takut dievaluasi atau dinilai akan menimbulkan perasaan takut ditolak. Dia akan berpikiran, apakah aku akan diterima di lingkungan ini? Bagaimana jika aku tidak diterima? Dan lain sebagainya yang cenderung negatif. Sehingga dia akan menghindari situasi-situasi sosial yang mempertemukannya dengan orang-orang yang berhasil dalam berbagai pencapaian dan prestasi.

Sebenarnya memiliki perasaan insecure dalam berbagai aspek kehidupan itu wajar, karena setiap orang pasti mempunyai persoalan  tetapi setiap orang punya cara yang berbeda dalam menyikapinya. Ada yang berpikir negatif dan ada pula yang berpikir dari sisi positif mengenai masalah yang dihadapinya, dan tidak membiarkan dirinya terbawa perasaan itu terlalu lama apalagi sampai berlarut-larut. Karena hal itu bisa menghambat untuk mengembangkan diri dan juga menimbulkan gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi.  Dengan selalu berpikir positif tentang apapun yang terjadi pada diri Anda, akan menghindarkan diri Anda dari prasangka dan perasaan negatif dan itu menjadi solusi terbaik untuk menghadapi insecure.


Mengubah Insecure menjadi Bersyukur

Manusia diciptakan berbeda-beda dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan siapapun bisa jadi akan merasa insecure ketika mendapati kekurangan dalam dirinya, tetapi tidak perlu menghindarinya atau membanding-bandingkannya dengan orang lain.

Suatu ketika Anda bisa saja merasa insecure karena warna kulit yang kurang glow up. Tapi ingatkah Anda bahwa warna kulit manusia diciptakan beragam?   Sementara di Amerika, mereka malah suka warna kulit kecoklatan sehingga banyak dari mereka yang berjemur demi mendapatkan warna kulit yang lebih gelap. Bahkan di daerah Afrika kecantikan seseorang diukur dari tingkat kegelapan warna kulitnya, seseorang akan dinilai semakin cantik jika warna kulitnya semakin hitam. Jadi untuk apa harus merasa insecure? Bukankah seharusnya Anda merasa bersyukur karena warna kulit yang kurang glow up menurut Anda ternyata menjadi idaman di belahan dunia lain.

Kenali diri sendiri dengan mengidentifikasi, menganalisis kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Dengan mengetahui kelebihan diri sendiri akan menyadarkan kita bahwa Allah telah memberikan kenikmatan pada diri kita  sehingga menambah rasa syukur kita.  Dengan bersyukur, perlahan-lahan Anda akan dapat melepaskan kecemasan dan pikiran-pikiran negatif yang menjadi beban sehingga yang awalnya merasakan insecure akan berubah menjadi syukur. 

Kemudian mulailah untuk menggali lebih dalam lagi potensi yang Anda miliki, membangun konsep-konsep yang sebelumnya kurang baik untuk diperbaiki, semangat untuk meningkatkan potensi diri untuk menjadi bertakwa dan berdamai dengan kekurangan diri dengan mengoptimalkan kelebihan yang ada pada diri sendiri sehingga  insecure dapat dibuang jauh-jauh.

Jadi mulailah merubah insecure menjadi syukur karena kesempurnaan pada makhluk itu relatif.







6 komentar:

Media Sebagai Sarana

Dokpri. Ilustrasi Media Ada banyak pengertian tentang media.  Media dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat berarti alat; alat (sarana) kom...