Kehadiran orang-orang berprestasi selalu saja berhasil menghembuskan angin segar untuk memacu semangat dalam berkarya. Seperti kehadiran guru muda yang satu ini. Lahir dengan nama Umi Rosidah, yang saat ini aktif mengajar sebagai guru Agama Islam di SMP Negeri 2 Kepung Kabupaten Kediri yang membanggakan dengan seabrek prestasi.
Berikut jejak prestasinya :
- Wisudawan Terbaik Pascasarjana Sekoah Tinggi Agama Islam Negeri Kediri Tahun 2013
- Penulis Tesis Terbaik Ke-2 Pascasarjana Sekoah Tinggi Agama Islam Negeri Kediri Tahun 2013
- Juara Harapan 3 Lomba Guru PAI Berprestasi Tk. Provinsi jawa Timur Tahun 2014
- Juara 3 Lomba Guru PAI Berprestasi Tk. Provinsi jawa Timur Tahun 2015
- Juara 1 Lomba INOBEL (Inovasi Pembelajaran) Tingkat Nasional Tahun 2017
- Short Course Jepang 2018
- Juara 2 guru Berprestasi Tingka Kab. Kediri 2019
- Juara Apresiasi Guru Inspiratif Kemendikbud 2020
Mengawali sharing tipsnya untuk menjadi guru inovatif dan inspiratif, Ibu Umi mengutip sebuah pesan Prof. Suhendra, P.Hd.
" Menjadi guru, kita akan dihadapkan pada berbagai tantangan kendala dan hambatan. Oleh karena itu kita perlu inovasi yang inspiratif dan inspirasi yang inovatif."
Berangkat dari pesan itu Ibu Umi mengajak kita semua para guru untuk belajar bersama untuk mewujudkannya.
Guru sebagai sosok yang digugu dan ditiru sejatinya adalah sebagai teladan, jika guru belajar peserta didiknya juga akan terus belajar, jika guru berhenti belajar maka peserta didiknya juga tidak akan pernah berkembang. Dengan terus belajar dan berkarya dalam bentuk apapun itu, karya yang kita buat dengan sungguh-sunguh pasti akan menunjukkan jalan menuju kesuksesan dan akan membawa kita pada jalan yang tidak pernah kita sangka sebelumnya.
Tentunya agar sebuah prestasi dapat terwujud dan bukan hanya sekedar mimpi, maka harus ada tindakan nyata yang benar-benar kita lakukan dan kita laksanakan.
Sekali lagi Beliau menekankan bahwa modal utama mencapai prestasi adalah MIMPI dan IMPLEMENTASI, silahkan gantungkan mimpi setinggi mungkin, karena semua akan berawal dari mimpi itu. Dan mimpi akan terjadi jika ada implementasi. Implementasi yang seperti apa? Implementasi yang berorientasi kepada siswa. Maka bermimpilah setinggi langit tapi implementasi harus membumi. Beliau sengaja menyampaikan hal ini karena Beliau merasa dari semua prestasi yang telah Beliau capai, itu semua karena siswa.
Bertolak dari tanggungjawab sebagai guru yang mempunyai tugas utama mengajar, maka sudah menjadi kewajiban guru untuk selalu memberikan layanan yang terbaik untuk peserta didiknya. Sehingga ketika berkarya bukan bertujuan semata karena ingin menang, karena jika tidak menang maka akan kecewa dan berhenti berkarya, untuk itu berkaryalah untuk peserta didik, sehingga para guru akan terus berkarya karena mendidik adalah bagian dari hidup guru.
Bagaimana caranya? Berikut tips yang diberikan Ibu Umi:
- Teruslah berinovasi
- Selalu berusaha mencari solusi terhadap setiap kendala
- Serta mengajar dan mendidik dengan sepenuh hati dan cinta
Dengan menerapkan tips diatas, kita akan terus terdorong untuk terus berkarya karena upaya-upaya berinovasi yang kita lakukan. Dan untuk menghasilkan karya yang hebat dibutuhkan adanya akselerasi, untuk itu diperlukan usaha-usaha nyata sebagai kunci untuk mewujudkannya dengan meningkatkan :
- Literasi baca
- Literasi menulis
- Literasi digital
- Diskusi, kreasi dan kolaborasi
Seperti halnya literasi baca dan menulis yang sudah banyak dan sering dilakukan para guru, meningkatkan literasi digital juga menjadi satu hal penting untuk kita perhatikan. Terlebih di era globalisasi seperti saat ini, di mana teknologi dan komunikasi telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tentunya dengan menguasai teknologi, para guru akan bisa membekali peserta didiknya dengan ketrampilan digital yang sangat mereka perlukan di masa depan. Selain itu mengingat penguasaan teknologi ini juga sangat dibutuhkan oleh guru itu sendiri untuk mengembangkan diri, seperti mengikuti event forum ilmiah tingkat nasional atau kegiatan-kegiatan perlombaan yang mana saat ini banyak menggunakan portal digital dalam seleksi awalnya.
Selanjutnya diskusi, keberadaan diskusi ini sangat membantu seseorang untuk mendapatkan inspirasi. Seringkali sebuah karya tidak terealisasi karena kelemahan kita dalam memunculkan ide. Dengan berdiskusi kita bisa mencari inspirasi dari orang lain kemudian menterjemahkan dan memodifikasinya yang pada akhirnya akan melahirkan sebuah kreasi yang kemudian kita sempurnakan menjadi sebuah inovasi. Dan inovasi yang dibuat akan menjadi hebat jika guru bisa melakukan kolaborasi. Baik dengan siswa maupun rekan sejawatnya.
Semua usaha-usaha akselerasi yang telah dilakukan untuk menghasilkan karya yang hebat akan menjadi sebuah prestasi jika kita memiliki konsistensi, yaitu:
- Konsisten dengan keteladan
- Konsisten untuk terus berkarya
- Konsisten untuk terus belajar dan berbagi
Dengan demikian konsistensi pada akhirnya dapat menjadi inspirasi bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Menjadi tugas berat kita sebagai seorang pendidik untuk mewujudkan perubahan dan kemajuan, karena pendidiklah pelukis masa depan generasi muda, menjadikan mereka pribadi-pribadi yang unggul untuk kejayaan Bangsa Indonesia namun kembali Ibu Umi mengajak dengan konsistensi dan inspirasi untuk bertekad mewujudkan perubahan dan kemajuan karena kebaikan telah menjadi sebuah gerakan.
Berkisah tentang keikutsertaanya dalam lomba Inobel sejak tahun 2015 dan berhasil menjadi pemenang pada tahun 2017, Ibu Umi membagi beberapa tips yang mungkin bisa dilakukan, jika nanti lomba Inobel sudah dibuka kembali, yaitu:
- Mempunyai akun di web kesharlindung Dikdas.
Dengan mempunyai akun tersebut akan memudahkan para guru yang ingin mengikuti kegiatan ini karena semua informasi perlombaan (tidak hanya INOBEL) melaui web tersebut dan bagi yang belum mempunyai akun dipersilahkan untuk mengunjungi alamat webnya.
- Tentukan secara pasti jenis Inovasi yang diikuti
Penentuan jenis inovasi yang diikuti, pilih salah satu apakah dalam bidang Metode atau Media. Menurut dewan juri pada saat Beliau mengikuti kegiatan ini, penentuan ini dimaksudkan agar tidak terjadi kerancuan atas keberhasilan inovasi yg sudah kita lakukan apakah itu karena medianya atau karena metodenya.
Selanjutnya Ibu Umi mengulas lebih dalam mengenai karya tulis ilmiah ini, bahwasanya karya tulis ilmiah yang dibuat harus sesuai dengan gaya selingkung perlombaan tersebut.
Selain itu judul menjadi salah satu bagian yang sangat penting dalam penilaian karya tulisnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat judul adalah:
- Hindari membuat judul dengan akronim yang tidak memiliki arti.
- Judul harus menunjukkan sesuatu yang inovatif dan unik, dan tidak lebih dari 20 kata.
Misalnya judul ini : PENGEMBANGAN MEDIA PERMAINAN MOMO (MONOPOLI MORAL) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS 1 SMPN 2 KOTA KEDIRI.
Akronim momo tidak ada dalam kamus Bahasa Indonesia, jadi sebisa mungkin yang seperti ini di hindari meskipun kita harus membuat judul yang unik dan menarik.
- Buatlah judul yang memiliki makna filosofis sesuai dengan karya yang sedang kita buat.
Misal judul karya tulis ilmiahnya : PENINGKATAN PEMAHAMAN TAJWID MELALUI PENGEMBANGAN MEDIA MAD CETAR (Mad Cerdas Berputar)
Penulis mengambil judul ini karena memang media yang digunakan berbentuk seperti lingkaran berwarna warni yang cara penggunaanya diputar. Sedangkan Mad adalah nama materi dalam mapel PAI.
- Karya tulis ilmiah yang dibuat juga harus sesuai dengan gaya selingkung perlombaan tersebut.
Struktur penulisan karya tulis ilmiah masing-masing lomba berbeda, untuk mendapat penilaian yang terbaik, peserta benar-benar harus memahami dan melengkapi apa saja kelengkapan dan struktur penulisan karya ilmiah yang tersebut, misalnya karya tulis peserta berbentuk PTK, maka harus dirubah gaya penulisannya sesuai dengan selingkung yang diminta.
- Karya tulis harus bebas plagiat atau lolos uji similarity dan sitasi.
Uji similarity adalah tingkat kesamaan karya kita dengan karya yang sudah ada sebelumnya. Masing-masing dari karya yang kita kirim akan di cek dengan menggunakan plagiarisme checker yaitu turnitin yang dilakukan oleh dosen-dosen dari PT yang ditunjuk oleh kesharlindung.
Sedangkan uji sitasi adalah ketepataan jumlah kutipan yang kita pakai di dalam karya tulis kita dengan referensi yang kita tulis.
Agar karya tulis kita dapat diterima maka uji similarity kita harus sekecil mungkin dan uji sitasi kita harus setinggi mungkin.
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, orientasi karya adalah siswa, karena dari setiap perlombaan yang diikuti narasumber hampir semuanya melihat seberapa besar kebermanfaatan inovasi yang dilakukan itu untuk siswa, dan seberapa mudah hal itu diduplikasi oleh orang lain dan dimanfaatkan oleh siswa di tempat yang berbeda. Tapi biasanya titik utamanya adalah kebermanfaatan bagi siswa di sekolah kita.
Menulis membutuhkan konsentrasi dan konsistensi, dan penulis itu sendiri yang paling tahu kapan bisa menulis dengan penuh konsentrasi, kemudian konsistenlah dengan waktu yang sudah dipilih. Orang yang bisa menyelesaikan tulisannya bukanlah orang yang punya banyak waktu luang akan tetapi orang yang bisa meluangkan waktu di tengah kesibukannya.
Setuju sekali tanpa konsentrasi dan konsistensi memang sulit untuk bisa mewujudkannya dan sebagai penutup Ibu Umi memberikan sebaris kalimat yang sangat memotivasi untuk mulai berkarya "Guru Mulia Karena Karya".
#Semangat Berkarya
#Berani Kepo Itu Luar Biasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar