Jumat, 05 Maret 2021

Menyikapi Hambatan

Sumber gambar: piqsel.com
Hambatan atau kendala dalam hidup akan selalu ada.  Ada yang kecil seumpama batu kerikil yang berserakan.

Ada yang sedang-sedang saja serupa batu sandungan.  Ada pula yang berat laksana tebing yang terjal. Seperti halnya saya, sudah tentu setiap orang pernah mengalaminya.  Dengan kasus berbeda, situasi dan kondisi yang berbeda pula.  

Dengan sering dan banyaknya berinteraksi dengan orang lain, saya dan teman-teman bisa mengetahui sikap orang-orang dilingkungan sekitar kita ketika menemukan hambatan. Reaksi setiap orang tidak selalu sama. Tergantung kepribadiannya masing-masing.

Beberapa reaksi yang sering dijumpai adalah :

1. Cemas

Beberapa orang akan merasa cemas ketika menemukan hambatan. Dalam pandangannya hambatan adalah  sebuah kesulitan yang sukar dicarikan jalan keluarnya. Sehingga mereka cenderung akan merasa khawatir dan takut.  Perasaan khawatir dan takut inilah yang memicu mereka menjadi gelisah.  Bahkan ketika tidak bisa mengatasi perasaannya mereka bisa mengalami stres dan depresi.

2. Panik

Sebagian orang ketika bertemu dengan yang namanya hambatan cenderung  panik.  Kepanikan ini timbul biasanya dikarenakan perasaan takut yang datang dengan tiba-tiba. Hal ini menyebabkan seseorang menjadi kebingungan dan gugup. Tak jarang sikapnya ini bisa membuat orang lain menjadi bingung, gusar dan ikut panik.  Biasanya mereka akan terus merasa panik sampai mendapatkan saran/masukan yang meyakinkan dari orang-orang yang dipercaya bisa membantunya dalam mengatasai hambatan tersebut.

3. Tenang

Orang-orang dengan kecenderungan ini biasanya berpikir taktis, tidak serta merta mengambil keputusan untuk mengatasinya.  Biasanya sebelum menentukan cara untuk mengatasinya, mereka akan menganalisis hambatan yang ada. Mencari pokok masalah dan hal-hal yang mempengaruhi timbul atau terjadinya hambatan.  Kemudian mencari solusinya. Baik dengan mencari sumber referensi secara mandiri, bertanya pada narasumber atau ahlinya, terkadang juga memilih mendiskusikannya dengan orang lain. Setelah itu diambil langkah-langkah penyelesaiannya. 

4. Tidak Acuh

Yang satu ini sangat berbeda. Mereka cenderung membiarkan hambatan yang ada begitu saja. Mereka menganggap hal itu bukanlah suatu masalah. Sehingga mereka merasa tidak perlu mencari jalan keluar untuk mengatasi hambatan tersebut.

Itulah beberapa cara orang dalam menyikapi hambatan yang saya atau mungkin teman-teman temui. Termasuk yang manakah kita?

Saya pribadi masih belajar menjadi yang nomer 3.

Belajar menaklukkan rasa cemas dan panik agar dapat berpikir dengan tenang untuk mencari jalan keluar terbaik.  Terkadang memang diperlukan kehadiran orang lain untuk membantu kita dalam mengatasi hambatan tersebut. Maka mencari orang-orang yang berkompeten dalam bidangnya atau dapat dipercaya menjadi pilihan saya untuk berbagi dan berdiskusi.  Saran dan masukan akan sangat diperlukan terlebih lagi motivasi yang diberikan.  Sehingga kita bisa lebih yakin dan kuat secara mental untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam mengambil sebuah keputusan.

Selamat berkarya.

#Berani kepo dalam kebaikan itu luar biasa



4 komentar:

  1. Saya setuju dg pernyataan: Terkadang memang diperlukan kehadiran orang lain untuk membantu kita dalam mengatasi hambatan tersebut.

    Orang lain, teman, sahabat, bisa mengurangi rasa cemas terhadap sesuatu.

    BalasHapus
  2. Betul Pak D sangat menenangkan

    BalasHapus
  3. Berani kepo itu baik, sip mantap

    BalasHapus
    Balasan
    1. selama positif ... kepo punya nilai lebih ya Bund

      Hapus