Sabtu, 10 Oktober 2020

Kata adalah Senjata

Mereka yang tidak berani membunuh ketakutan akan terbunuh oleh ketakutan (Abdul Hakim Busro)

Kalimat pembuka yang sanggup membangunkan siapa saja yang saat ini sedang tertidur di kenyamanan zona aman.

Siapa yang tidak berani mencoba sesuatu yang baru maka dia tidak akan pernah menjadi siapa-siapa. Kalimat sarat motivasi yang sangat membantu para penulis pemula untuk mendapatkan keberanian bereksplorasi dalam dunia tulis menulis ini disampaikan oleh Bapak Abdul Hakim Busro narasumber kegiatan Belajar Menulis yang berprofesi sebagai guru SMP di Bontang Kalimantan Timur tepatmya di SMP Yayasan Pupuk Kaltim dengan seabreg aktivitas dan prestasi.

Salah satu kemampuan berbahasa adalah menulis dan untuk menulis kita harus memahami Bahasa Indonesia dengan baik. Bahasa Indonesia telah mengalami perkembangan yang semakin hari semakin baik. Dalam perkembangannya Bahasa Indonesia saat ini juga diminati dan dipelajari di lembaga-lembaga pendidikan luar negeri. Namun demikian masih banyak kita temui dalam masyarakat termasuk penulis sendiri masih kurang terampil dan belum baik dalam penggunaan Bahasa Indonesia bahkan dalam kegiatan formal pun masih kita temui. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya pengetahuan dan penguasaan kata baku sehinga kita sering kali keliru dalam menggunakan kata baku tersebut. Sebagai contoh pada kata alinea dan alenia, praktik dan praktek atau pada kata napas dan nafas. Menurut anda diantara kata-kata tersebut kata apa saja yang merupakan kata baku? Untuk mngetahui jawabannya   klik disini

Sebagai warga negara Indonesia sudah semestinya kita mengutamakan penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bentuk kecintaan dan kebanggaan kita terhadap Bahasa Indonesia. Seperti yang disampaikan Bapak Abdul Hakim Busro dalam vlognya Cerdas Berbahasa dengan tag line “Dengan cerdas berbahasa kita akan menjadi sosok yang luar biasa”. Pada kenyataannya masih sering kita temukan kesalahan penempatan penggunaan Bahasa Indonesia dan bahasa asing dalam hal ini Bahasa Inggris pada papan informasi. Seharusnya penggunaan Bahasa Indonesia didahulukan baru kemudian diikuti bahasa asing sebagai terjemahan bagi para pengunjung asing.





Hal ini cukup beralasan karena papan informasi ini dipajang di wilayah negara Indonesia yang menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resminya. Akan berbeda ceritanya ketika papan informasi ini dipajang di wilayah negara lain.

Terkait dengan konsep cerdas berbahasa, Bapak Ibnu Wahyudi seorang dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia menyampaikan bahwa cerdas berbahasa artinya mampu menyiasati situasi dan kita mampu memilih kalimat, kosakata, diksi, apapun yang sesuai dengan situasi. Menyinggung tentang pengutamaan penggunaan Bahasa Indonesia Bapak Ibnu Wahyudi menyampaikan bahwa menurut beliau seharusnya kita mendewasakan diri dengan cara berbahasa yang efektif, cara berbahasa yang cerdas, cara berbahasa yang sedapat mungkin mengikuti perkembangan dinamika berbahasa dunia dan tidak perlu malu untuk mencari padanan katanya dalam bahasa Indonesia. 
 Jadi akan nampak kekanak-kanakan ketika seseorang berbicara sedikit bergaya dengan menggunakan bahasa gado-gado hanya untuk menunjukkan bahwa kita lebih modern dari yang lain.  Sekali lagi Beliau menekankan bahwa kedewasaan dalam berbahasa penting untuk menunjukkan kebanggaan terhadap Bahasa indonesia.


Bahasa Indonesia berperan penting dalam pembangunan bangsa karena digunakan sebagai bahasa resmi kenegaraan dalam memajukan pembangunan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Maka sudah sepatutnya kita menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dimulai dengan pemilihan dan penggunaan kata dengan benar. Seperti yang disampaikaan Bapak Abdul Hakim Busro bahwa kata adalah senjata

Kata yang kita gunakan sehari-hari untuk berkomunikasi adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kata). Dengan demikian kata sangat memegang peranan penting dalam ketersampaiannya sebuah informasi. Dengan kata kita bisa menuangkan banyak ide dan berkreasi melalui tulisan Untuk itu perlu bagi kita untuk memperkaya perbendaharaan kata karena semua tulisan berawal dari kata. Ketika perbendaharaan kata kita sudah baik maka untuk melangkah ke jenjang berikutnya yaitu merangkai kata tentu akan lebih mudah.

Bagaimana cara kita untuk dapat menambah atau memperkaya perbendaharaan kata kita? Tidak lain adalah dengan membaca. Membaca adalah gerbang utama sekaligus kunci pembuka bagi yang ingin menggenggam keberhasilan demikian disampaikan Bapak Abdul Hakim Busro dalam paparannya tentang kata pada kegiatan pelatihan Belajar Menulis online di WAG asuhan Bapak Wijaya Kusumah. Karena sejarah mengatakan orang-orang hebat lahir dari pembaca-pembaca hebat. Jadi jika anda ingin menjadi penulis salah satu kunci terbaiknya adalah membaca . Dengan membaca maka wawasan dan perbendaharaan kata kita akan bertambah yang nantinya akan memperkaya isi tulisan kita sehingga menjadi tulisan yang dinamis dan tidak membosankan. Mereka yang terbiasa membaca berarti memori otaknya aktif merekam kosakata yang dibacanya dan ketika mereka berbicara atau menulis sebenarnya mereka sedang mengaktifkan kosakata yang sudah terekam dalam memorinya. Jadi penguasaan kosakata berimplikasi positif bagi keterampilan menulis dan berbicara yaitu kemampuan berkomunikasi efektif.

Untuk menambah wawasan dan perbendaharaan kata tentunya tidak hanya diperoleh dari membaca satu jenis buku saja. Bacalah berbagai jenis buku sehingga variasi kosakata yang diperoleh semakin banyak hal ini akan sangat berpengaruh pada hasil tulisan kita. Tulisan kita menjadi lebih enak dibaca karena kaya kosakata. Hasilnya tentu berbeda jika penulis hanya membaca dari satu jenis buku saja atau yang lebih parah lagi jika penulis malas membaca maka tulisannya terkesan monoton karena sering terjadi pengulangan kata akibat dari analisis cara berpikir terkait objek dan tema yang sangat terbatas.

Selain itu penggunaan gaya bahasa dalam menulis harus disesuaikan dengan jenis tulisan kita. Tidak harus selalu meggunakan bahasa yang baik dan benar saja karena jika digunakan dalam tulisan fiksi tentunya akan terkesan kaku. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa menggunakan bahasa yang baik dan benar itu wajib. Baik menurut konteksnya dan baik sesuai kebutuhannya. Jadi upayakan bingkai tulisan menggunakan bahasa yang baik dan benar menggunakan kata baku dan pilihan kata yang tepat kecuali dibutuhkan kata-kata yang tidak terwakili dalam bahasa baku. Dan yang perlu diperhatikan juga adalah dalam penggunaan bukan bahasa baku maka secara penulisan harus dicetak miring jika perlu diberikan arti secara langsung atau dibagian lain.

Menulis sebagai salah satu kemampuan berbahasa adalah keterampilan yang harus dilatihkan secara berulang atau terus menerus. Untuk mendapatkan karya tulis yang baik maka kita harus membudayakan gemar membaca karena dengan membaca wawasan dan perbendaharaan kata kita menjadi bertambah sehingga melahirkan tulisan yang enak dibaca.



#semangat belajar menulis

8 komentar:

  1. Resumenya sdh bagus...lanjutkan Terus

    BalasHapus
  2. Puanjang runtut bagus,,, salam sukses

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Pak...sdh betkensn mampir🙏

      Hapus
  3. Bagus bu, salam sukses salam literasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Bu
      Salam literasi...sukses juga utk ibu😊🙏

      Hapus
  4. Betul. Dengan kata kita bisa berbicara, menulis dsb. Yang penting menulis sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Y bu
      Mhn koreksi jika ada yg kata tdk sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia

      Hapus

Media Sebagai Sarana

Dokpri. Ilustrasi Media Ada banyak pengertian tentang media.  Media dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat berarti alat; alat (sarana) kom...